Kamis, 5 Desember 2019

Pemogokan Buruh Prancis sebagai Perlawanan atas Kebijakan Presiden yang tidak berpihak pada kaum buruh!

Kaum buruh Prancis melakukan Pemogokan secara serentak, di rencanakan dari tanggal 4 s.d 8 Desember 2019. Pemogokan ini di picu oleh kebijakan Pemerintah atas rencana perubahan pensiun dan perubahan jam kerja lebih panjang.

Pemogokan ini dipelopori oleh serikat buruh CGT (Confederation Generale du Travail) yang beberapa serikat buruh federasinya berafiliasi internasional pada WFTU, namun beberapa federasinya juga ada yang berafiliasi pada ITUC.

Pemogokan buruh Prancis juga di ikuti oleh Guru dan pelajar, sehingga dampak pemogokan mengakibatkan lumpuhnya kota-kota besar di Prancis. Selain pemogokan di lakukan kaum buruh di kawasan Industri, pemogokan juga terjadi di Bandara, Stasiun Kereta, kampus, tempat wisata, perhotelan, perbankan dll.

Menurut Pengurus CGT ” Menara Eiffel ditutup, kereta-kereta cepat Perancis tidak beroperasi, dan guru-guru meninggalkan pekerjaan mereka sementara serikat-serikat buruh melancarkan aksi mogok nasional, Kamis (5/12), untuk memprotes rencana pemerintah merombak sistem pensiun.

Pihak berwenang di Paris membarikade istana presiden dan mengerahkan 6.000 polisi sebagai upaya mengantisipasi demonstrasi besar-besaran di ibukota. Para demonstran marah terhadap rencana reformasi yang digagaskan Presiden Emmanuel Macron yang dianggap mengancam nasib para pekerja keras Perancis. Museum Louvre dan tempat-temoat wisata populer lainnya mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan adanya gangguan. Hotel-hotel di Paris kesulitan memenuhi kamar-kamar mereka karena banyak pengunjung, termasuk Menteri Energi AS, membatalkan rencana kunjungan ke negara itu karena mengkhawatirkan aksi mogok.

Turis-turis mendapati stasiun-stasiun kereta kosong, sementara sembilan dari 10 kereta cepat TGV tidak dioperasikan. Papan pengumuman penerbangan di Bandara Orly di Paris menunjukkan banyaknya pembatalan. Dinas penerbangan sipil mengumumkan, 20 persen penerbangan dibatalkan.

Stasiun-stasiun kereta bawah tanah di Paris juga ditutup, sehingga memperumit lalu-lintas kota itu. Banyak pekerja terpaksa menggunakan sepeda atau otoped listrik untuk mencapai tempat kerja. Banyak pekerja di Paris hari itu memutuskan bekerja di rumah atau libur satu hari untuk tinggal bersama anak-anak mereka. Sekitar 78 persen guru di ibukota dilaporkan ikut terlibat dalam aksi mogok.

Pekerja kereta api memilih untuk memperpanjang pemogokan mereka sampai Jumat, sementara serikat pekerja di bus Paris dan operator metro RATP mengatakan pemogokan mereka akan berlanjut hingga Senin. Serikat buruh lainnya dijadwalkan untuk memutuskan berapa lama mereka akan melanjutkan pemogokan pada Jumat pagi.

“Kami akan memprotes setidaknya selama seminggu, dan pada akhir minggu itu adalah pemerintah yang akan mundur,” kata karyawan transportasi Paris Patrick Dos Santos (50).
Aksi industri pada hari Kamis membawa puluhan ribu pengunjuk rasa ke jalan-jalan di Paris, dan memaksa penutupan bagian dari Museum Louvre, tempat disimpannya “Mona Lisa” karya Leonardo da Vinci.

Polisi mengerahkan 65.000 personel di Paris, sementara jumlah peserta aksi bisa mencapai 806.000 orang, bahkan para pemimpin serikat mengklaim angka lebih tinggi.
“Ada suara di jalan-jalan, saya berharap jendela Elysee terbuka,” kata Philippe Martinez, sekretaris jenderal serikat CGT, seperti dilansir Reuters.

Polisi menggunakan gas air mata di pusat kota Paris pada Kamis (5/12/2019) sore, ketika para pemrotes di pinggiran pawai serikat buruh melemparkan kembang api ke arah para petugas, menggeledah halte bus, dan membakar tempat sampah.

Pemogokan ini akan terus berlanjut sampai tuntutan di menangkan!

Sourced
Please follow and like us:
Pin Share

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *