Karawang, 27 November 2019

SURAT Cinta mu itu palsu Kang! Sejak kapan engkau merasa berperhatian dan mengurusi keadaan kaum buruh seJawa Barat. Kau sendiri bilang rasa keadilan yang kau miliki selalu tergoncang saat bulan November itu tiba. Surat cinta mu itu lebih menakut-nakuti, karena kau bilang, kenaikan upah itu berbanding lurus dengan ancaman PHK. Bakal menganggur. Dan kau pertanyakan kalau itu terjadi apa sesama buruh punya solusi dan bersimpatik atas pernyataan-pernyataan mu, yang tak mencerminkan seorang pemimpin, dan apalagi segala bertulis surat menyatakan rasa cinta pada kaum buruh?!

Kang Emil, kamu itu gubernur, bukan Kahlil Gibran. Kamu itu pemimpin, bukan penyair, dan segala menebar pesona. Yang sama sekali tidak ada kesan mencinta yang bisa dirasa.

Kang Emil, kamu itu berbicara peraturan tapi sekaligus melanggar aturan tentang sistem dan formula pengupahan di Indonesia. Yang dibuat terpusat dan dapat diimplementasikan senusantara.. Dari Bumi Cendrawasih sampai Tanah Rencong. Indonesia bukan Jawa Barat saja! Maka sebuah ketetapan atas keberlangsungan sistem pengupahan yang masih dikoyak di sana-sini, demi menunjukkan harmonisasi pemberi ketja dan kaum pekerja, adalah cerminan kepatutan bahwa bernegara hingga berwindu-windu lamanya, adalah keniscayaan untuk menjalankan peraturan hukum secara obyektif dan rill, kapan dan di mana saja.

Kang Emil, yang sok ganteng dan cinta mu mengandung kepalsuan, kalau engkau memang telah mengindentifikasi 100 pabrik di Jabar bakal tutup, ataupun stop produksi, berelokasi, dan atau menangguhkan upahnya misalkan, ada juga aturan untuk mengatur yang namanya proses penangguhan upah. Jika dirasa tidak sanggup mengikuti kenaikan upah alias menunjukkan surat keterangan tidak mampu dari perusahaan kepada negara. Melalui aparatur birokrasi, pengawasan, dan diputuskan sesuai peraturan yang berlaku. Itu jelas sekali Kang. Bahkan sebelum engkau menjadi gubernur Kang. Jauh sekali sebelum kamu jadi apa-apa di republik salah urus ini..

Kang Emil, rasanya tak pantas kalau kami harus menggurui mu, dalam soal beraturan. Karena jelas kamu yang jadi gubernur. Sedang kami hanya buruh upahan!

Kang Emil, kalimat pembuka dari surat cinta mu itu justru menyoal perbedaan Surat Edaran dan Surat Keputusan. Sebenarnya yang jadi gubernur itu siapa kang? 100 pabrik itu, atau dirimu Ridwan Kamil Jabar Satu?

Kenapa kamu sebelum bulan November nggak pernah tuntas memikiri solusi atas keberadaan 100 pabrik itu?! Apa jawaban mu, dan solusi atas 100 pabrik yang kau sebut-sebut itu? Pabrik apa saja itu? Nama perusahaannya apa? Jangan kau korbankan, dan mengambinghitamkan setiap kenaikan upah, maka ada kaum buruh yang kau jadikan tumbal dari Surat Edaran mu itu…

Kang Emil, apakah kamu mesti belajar lagi di Lemhanas untuk memahami administrasi negara sampai soal surat menyurat. Dan kau rendahkan sebuah jabatan gubernur itu, dari surat edaran ke surat cinta?

Makin ambyar konstruksi kita bernegara belakangan ini!

Kang, sudahlah kalau kamu sudah tak kuat menciptakan rasa keadaan, kalau kamu tak tahan menghadapi bulan November disepanjang masa jabatan mu, sepertinya bukan surat cinta yang kami perlukan. Tapi surat pengunduran diri mu saja. Karna ternyata, surat edaran dan surat cinta mu itu, khas kaleng-kaleng. Rayuan picisan yang cuma menunjukkan kualitas mu, bukanlah seorang pecinta yang berpihak pada rakyatnya. Kamu itu serasa mengulang jaman Siti Nurbaya, memaksa kami, yang tak pernah sudi menerima surat cinta mu!

Terakhir, Kang Emil. Tunggu dan hadapi kami, sebagai sebuah gerakan untuk memastikan keberadaban sebuah bangsa, itu seharusnya bukan diupah murah.

Tunggu kami, karna 2-12, kami akan menegaskan semua ini, langsung di depan Gedung Sate!

Kang Emil, mulai 2 Desember 2019 ini, kami akan mendeklarasikan penolakan atas sikap mu, dan mari kita pastikan, kalau keadilan itu memang sesuatu yang harus direbut. Karena sekali lagi, surat cinta mu itu palsu!

MUDA, BERANI, MILITAN!

Sourced
Please follow and like us:
Pin Share

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *