Kamis, (18/3) 2021,

SATU hal yang pasti terjadi adalah suatu perubahan. Dunia yang kita jejaki saat ini, merupakan sebuah perubahan terus-menerus. Dari semua piranti yang ada. Bukan sekedar apa yang terjadi secara fisik. Termasuk piranti pikir, peradaban, dan keadaban di dalamnya.

Sebuah organisasi serikat buruh salah satunya ialah Konfederasi KASBI. Yang merupakan sebuah organisasi massa yang menghimpun kaum buruh, pekerja, pegawai, dan apapun status kerja yang memiliki hubungan kerja dan industrial di Indonesia. Di perkebunan, di kelautan dan maritim, di transportasi darat, di sektor layanan publik, dan lorong-lorong produksi.

Mengapa Konfederasi KASBI hadir di setiap langkah perjuangan dan segala tuntutan perubahan? Karena dunia ini memang memerlukan perubahan. Karena hidup yang kita jalani adalah sebuah perjalanan panjang untuk perubahan. Sehingga dunia terus berubah dan melekat di dalam kehidupan manusia dewasa ini

Di luar sebuah perubahan, adalah kemunduran. Bahkan pengalaman kekuasaan apapun, selalu memunculkan perubahan. Perubahan ke arah yang semakin kapitalistik. Atau perubahan yang lebih mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, di atas segalanya. Di situlah pertentangan akan hadir mengisi gerak perubahan itu sendiri.

Dinamika perjalanan organisasi serikat buruh menjadi penanda bahwa perubahan itu senantiasa mutlak. Organisasi serikat buruh yang menjadi bagian dari sebuah pilar perubahan mewarnai berbagai sisi di antara pecinta perubahan yang kapitalistik, dan sebaliknya. Yang memusuhi ketidakadilan, penindasan, status quo, dan oligarki kekuasaan. Hendak bercita-cita membawa perubahan itu ke dalam sebuah sistem ekonomi politik berkeadilan, tanpa penindasan. Dan mewujudkan sebuah impian panjang. Dari sebuah perjalanan waktu perjuangan yang tidak pernah terputus.

Di Indonesia hal ini menjadi warna suara yang beraneka. Pengamat menyebutnya, kesulitan terhebatnya ialah membangun partai buruh yang dipimpin dan melawan ketidakberpihakan kekuasaan, pemerintahan yang berniat mendzolimi kaum buruh. Dalam berbagai aturan perundang-undangan, dan kebijakan yang menganggap kaum buruh sebagai wahana penghisapan.

Di Konfederasi KASBI, semua hal itu diajarkan ke dalam berbagai bentuk diskusi, pendidikan serikat buruh, dari hak normatif, sampai pendidikan politik. Sekolah kader buruh diciptakan untuk menggagas leadership, kepemimpinan, manajerial organisasi, negosiasi, dan praktek perlawanan di berbagai aksi-aksi massa sebagai wujud konkrit ideologis organisasi. Bahwa tanpa praktek perjuangan yang nyata. Maka perubahan hanyalah isapan jempol. Utopia sensasional abad ini, dan bakal berkelindan dengan arus kekuasaan yang menjerumuskan.

Organisasi serikat buruh kehilangan daya kritisnya. Mudah dibungkam dengan sekoper rupiah. Atawa sepintas jabatan artifisial hanya lewat, dan dimabuk kekuasaan di tengah penindasan manusia atas manusia lainnya.

Di Konfederasi KASBI hal-hal semacam di atas, merupakan serial pelajaran cukup berat. Yang senantiasa disampaikan dari waktu ke waktu, dari setiap bengkel pemikiran yang satu ke bengkel pemikiran lainnya.

Jangankan mengharap diiming-imingi jabatan kekuasaan untuk mudah diakses, dan seolah dikatakan sebagai jalan menuju buruh berpolitik, di level kepengurusannya, mendapat separuh honorarium operasional (sebesar UMK) untuk sekedar tidak diomeli, dibacoti “polisi dapur” terus-menurus saja sudah bagus.

Menjadi pengurus di organisasi Konferderasi KASBI di semua levelannya, memang diganjar keadaan untuk berjibaku siang malam demi cita-cita mulia, adiluhung, di antara korupsi pejabat negara bernilai miliaran, dan triliunan rupiah.

Konferderasi KASBI harus terus mengerek bendera dan mengibarkannya di seluruh daerah, 500-an kota kabupaten di Indonesia, demi sebuah cita-cita, apalagi kepikiran bisa membeli sebuah rumah layak, dan lengkap dengan perabotannya berstandar 4.0 dengan sinyal wifi dari dapur sampai ke kasur.

Organisasi Konferderasi KASBI ditakdirkan untuk terus berjuang dalam keadaan apapun. Anggota dan kader-kader majunya, dilatih, dididik di dalam perjuangan panjang, sampai benar-benar menemui dan bersiap di setiap pergolakan politik dan ekonomi. Apakah menjadi pengawal perubahan itu sendiri, dan apakah menjadi penentu di dalam perubahan nantinya.

Dengan kepemimpinan Nining Elitos sebagai Ketua Umum, dan Sekjen Unang Sunarno pahit getir perjuangan Konferderasi KASBI dari tinjgkat dunia (WFTU), nasional, dan sampai ke basis-basis perjuangan di semua jenjang pekerjaan, Konferderasi KASBI mendedikasikan diri sebagai suluh, dan berusaha seindah mungkin berjalan bergandengan tangan, dengan keceriaan dan hati berbunga di jalan perlawanan. Indonesia memerlukannya. Kaum buruh di dalam organisasi Konfederasi KASBI dicuci tangan, hati, pikiran, dan sikap tindakannya. Agar prinsip dan ideologi perjuangan KASBI, tidak dikotori dengan virus, dan bakteria. Yang dapat membusukkan sendi-sendi perlawanannya.

Konfederasi KASBI menjadi wadah aspirasi setiap orang, setiap kelompok, dan setiap jaringan, yang memiliki arus dan atmosfir yang sama dalam menghendaki perubahan.

Seluruh anggota Konfederasi KASBI diikat dalam sumpah dan janji setia, untuk tidak berkhianat, dan pergi meninggalkan cita-citanya. Saat Bung Karno menyebutkan 10 pemuda yang ada untuk mengguncang dunia dalam perubahan, Konfederasi KASBI terus berproses dalam pengorganisiran panjang, menjadi satu juta anggota, dan hingga 10 juta anggota untuk berhimpun sebagai kaum perindu perubahan. Dan itu semua, ada di tangan seluruh anggota Konfederasi KASBI, nama mu, menentukan nasib mu, organisasi mu, menentukan gerak perjuangan, dan cita-cita mu!

Salam, MUDA BERANI MILITAN!

  • KBM –
Please follow and like us:
Pin Share

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *